Delegasi Indonesia Bersinar di Asia Youth International Model United Nations Virtual Conference, Salah Satunya dari Kalimantan

Berita, Pendidikan698 Views

Delegasi Indonesia Bersinar di Asia Youth International Model United Nations Virtual Conference, Salah Satunya dari Kalimantan

Indonesia, Neazone – Pada Sabtu hingga Minggu, 9 – 10 Maret 2024, Indonesia diwakili oleh beberapa delegasi muda yang berbakat dalam ajang Asia Youth International Model United Nations Virtual Conference. Di antara mereka adalah Rania Ishma dari Universitas Brawijaya, Malang; Adinda Rahmadhani dari Universitas Mulawaman, Kalimantan Timur; dan Azka Nadya Khairunnisa Samara dari Universitas Padjajaran, Jawa Barat.

Asia Youth International MUN Academy adalah sebuah program simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan public speaking dan negosiasi bagi para partisipannya.

Kegiatan ini mengusung konsep “Fun Learning Experience” yang tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, tetapi juga memungkinkan para peserta untuk memperluas jaringan pertemanan dengan pemuda dari berbagai negara.

Pada kesempatan kali ini, tiga perempuan asal Indonesia itu merepresentasikan negara Islandia, Papua New Guinea, dan Brunei Darussalam dalam forum World Health Organization (WHO).

Salah satu delegasi Indonesia, Rania Ishma, merasa terkesan dengan momen yang dihadirkan dalam AYIMUN VC.

Sebagai representasi dari Islandia, Rania berhasil menunjukkan potensinya dalam mengatasi tantangan yang ada. Dia juga merasa bangga dapat mewakili negara Islandia yang terkenal dengan keindahan alam dan sistem pemerintahannya yang tertib.

“Momen si AYIMUN VC kemarin sangat mengesankan, karena penuh akan tantangan, tapi aku berhasil memberanikan diri untuk menunjukkan potensiku tanpa ragu sedikitpun, kali ini aku merepresentasikan negara dengan kesejukan alam yaitu Iceland, aku juga bisa berinteraksi dengan delegasi asal negara lain, salah satunya bahkan ada delegasi yang merupakan sekretaris dari United Nations aslinya,” seru Brawijaya Muda itu.

Lebih jauh, interaksi dengan delegasi dari berbagai negara memberikan pengalaman berharga baginya.

Rania juga memberikan pesan kepada mereka yang masih ragu untuk mencoba hal baru, terutama dalam mengasah kemampuan berbahasa Inggris.

“Buat teman-teman yang masih ragu untuk mencoba hal baru apalagi bagi yang mau mencoba mengasah skill berbahasa Inggrisnya, jangan ragu untuk gabung di AYIMUN, karena kamu gak bakal tau sejauh mana potensi kamu jika tidak kamu dorong hingga melampaui zona nyamanmu,” pesannya.

Dia menekankan pentingnya untuk mengambil langkah keluar dari zona nyaman dan mengikuti MUN, terutama AYIMUN, sebagai salah satu ajang berkualitas untuk mengembangkan diri.

Adinda Rahmadhani, delegasi Papua New Guinea, menyatakan bahwa pengalamannya dalam AYIMUN VC sangat menyenangkan. Dia bertemu dengan banyak teman dari luar Indonesia dan berharap dapat bertemu dengan mereka secara tatap wajah suatu hari nanti.

“Super keren banget, ini pertama kalinya aku mengikuti simulasi sidang PBB, merepresentasikan Papua New Guinea, dan yang gak kalah berharga, aku jadi nambah relasi internasional, banyak tau soal isu-isu global, dan memecahkan masalah global bareng-bareng, betapa beruntungnya aku bisa mewakili Indonesia,” ungkap Mulawarman Muda itu.

Azka Nadya Khairunnisa Samara, yang mewakili Brunei Darussalam, juga menunjukkan antusiasme yang sama. Baginya, kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk bertemu dengan teman baru, tetapi juga memberikan wawasan baru terkait isu-isu global, terutama dalam konteks kesehatan dan lingkungan.

“Kali ini aku merepresentasikan negara Brunei Darussalam, aku jadi nambah wawasan terkait perkembangan dunia khususnya di bidang kesehatan, upaya penanggulangan perubahan iklim, dan problem maraknya polusi udara, aku jadi tau perspektif dari berbagai belahan dunia,” ungkap perempuan asal Kampus Padjajaran.

Partisipasi delegasi Indonesia dalam Asia Youth International Model United Nations Virtual Conference menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan kemampuan dan wawasan internasional.

Melalui pengalaman ini, mereka tidak hanya belajar tentang isu-isu global, tetapi juga mengasah kemampuan public speaking dan negosiasi, yang merupakan keterampilan penting bagi generasi masa depan. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *