Tarakan, NEAZONE.ID – Islam Moderat atau Islam Wasathiyah adalah sebagai sikap dasar keagamaan yang memiliki pijakan kuat pada ayat Al-Quran tentang ummatan wasatha dalam QS al-Baqarah ayat 143.
Hal itu disampaikan oleh, Ustad Intan Sumantri, B.Irkh sebagai Ketua IKPM Cabang Tarakan sekaligus aktivis Dakwah dari Muhammadiyah dalam dialog di Programa 1 RRI Tarakan, Jumat 2 Agustus 2024.
Ia menjelaskan, Nabi Muhammad pernah menampilkan sikap wasathiyah ketika berdialog dengan para sahabat. Tujuannya, apa yang dilakukan Nabi sejalan dengan perintah Allah yang mengecam sikap ekstrem di semua dimensi hidup.
“Pada dasarnya, wasathiyyah merupakan sebuah sikap tengah yang jauh dari sikap pragmatis dengan hanya berpihak pada salah satu kutub”, terang Intan.
Ia menyatakan, moderasi beragama sangat penting diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Moderasi Islam, seperti Islam Nusantara (NU) berbaur dan menyesuaikan dengan kultur yang ada, Islam yang berkemajuan (Muhammadiyah) aktualisasi dari perluasan pandangan keagamaan.
“Tentu tetap menerapkan kontak kekinian dan proyeksi masa depan, InsyaAllah, sejatinya akan damai semua kalau kita betul-betul mengimplementasikannya dari semua permasalahan yang ada”, sambungnya.
Sejalan dengan itu, Moderasi beragama serta menerapkan Islam Wasathiyah adalah solusi polemik Nasab Ba’Alawi yang ramai diperbincangkan saat ini.
“Masalah Salafi, Wahabi, Ba’alawi, Yaskutu lebih baik kita diam saja. Karena kita di Tarakan adem-adem saja. Mari kita saling mendoakan yang terbaik. Mengeratkan ukhuwah Islamiiyyah dan ukhuwah basyariiyyah antara ulama dan habaib,” terangnya Ketua Forum Imam Masjid Kota Tarakan Ustad Al Bahri.
Aktivis Dakwah NU Tarakan ini menekankan, masyarakat kota Tarakan tidak perlu ikut-ikutan, mengingat Tarakan adalah kota yang mayoritas penduduknya mencintai perdamaian serta saling menghormati satu sama lain.
“Hakikatnya mari kita saling menguatkan satu sama lain, perbedaan adalah rahmat yang tidak perlu diperdebatkan sampai menimbulkan perpecahan atau permasalahan lain, alangkah indahnya jika kita semua saling mengenal dan mencintai satu sama lain”, tutupnya. (*)