Tarakan, Neazone – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) provinsi Kaltara dan Sinema Bona Fortuna menggelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif. Dalam hal ini, Bawaslu Kaltara mengemas konsep baru pada sosialisasi dari biasanya. Yakni, melalui ruang sinema dengan menonton film alternatif dengan tema pemilihan yang digelar pada, Rabu (20/11/2024) malam di Pagi & Senja Amal.
Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta, mulai dari kelompok mahasiswa, kelompok masyarakat, akademisi, hingga kelompok literasi. Adapun pada acara ini memutar 4 film pendek alternatif dari jejaring komunitas dari seluruh Indonesia. Yakni film Bersama Memabangun Negeri dari Jakarta, film Padu dari Jawa Timur, film Jasa Tipu-tipu dari NTB, dan film Janji Siti dan Sarung Sakti dari Kalbar.
Keempat film ini bercerita secara linier soal hiruk pikuk pemilihan dari masing-masing wilayah di Indonesia serta hal-hal yang dialaminya. Hal ini menjadi refleksi bagi peserta yang hadir dan berdiskusi setelah menontonnya.
Plt. Kepala Sekretariat Bawaslu Kaltara, Rusdiansyah mengatakan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan lewat pemutaran film ini sangat baru baginya dan lembaga pengawas pemilihan tersebut.
“Kegiatan ini menjadi baru dan sangat bagus menurut kami. Kita di Bawaslu Kaltara juga memiliki program juga yang bersifat tidak formal seperi ini. Kalau format formal itu biasanya lebih sedikit tegang adalah psikologinya kan yang terlihat,” katanya.
Menurut Rusdiansyah, lewat sinema atau ruang pemutaran film seperti ini menjadikan penonton melihat diri sendiri atau merefleksikan hal-hal yang terjadi di dirinya tanpa digurui oleh siapapun.
“Karena kan ini sebenarnya seperti yang saya bilang tadi, kita kayak melihat diri kita sendiri. Siapa sih yang menggurui kita, ternyata tidak ada. Hanya kita Saja sendiri yang menilai, ternyata kita melihat diri sendiri atau refleksi,” bebernya.
“Bagi saya, melalui ruang pemutaran alternatif lalu ada diskusi ini menurut saya sangat bagus sekali,” tambahnya.
Menurut pria yang menggunakan kacamata tersebut melihat pesan-pesan yang seharusnya sampai kepada penonton, ditambah dengan diskusi dan wacana yang asik setelah menonton.
“Saya melihat ada refleksi setelah menonton film-film itu dan muatan-muatan pesannya. Saya kira kalau hal seperti ini atau metode sosialisasi pengawasan selalu dan sering dipakai seperti ini, sangat asik sekali yaa,” tutupnya.