Tarakan, NEAZONE.ID – Dalam rangka launching buku karya antologi 22 peserta kelas menulis, kelas karya bersama badan pemeriksa keuangan (BPK) Kalimantan Utara mengadakan seminar kepenulisan sekaligus tampil puisi dan monolog karya Senandika.
Kelas karya sebagai platform bimbingan kelas online pengembangan diri memiliki beberapa kelas bimbingan, seperti kelas publik speaking, kelas self improvement, kelas desain dan salah satunya kelas menulis.
Kelas menulis tiga bulan bimbingan dilaksanakan oleh kelas karya mulai januari hingga maret, sampai pada tahap sunting naskah dan penerbitan akhirnya 11 Juni 2023 ini tercapailah launching karya buku antologi yang ditulis oleh kumpulan penulis dari berbagai kalangan dan latar belakang ini. Tidak hanya itu, penulis juga datang dari berbagai provinsi berbeda sehingga koordinasi hanya dilakukan via online.
Dalam sambutannya Badan Pemeriksa Keuangan Bapak Ajie Amiseno, S.E., M.Ak. selaku Humas BPK mengatakan bahwa ia sangat menyambut baik dan mendukung penuh generasi penulis local dalam berkarya, terlebih dalam hal menjaga peradaban menulis di Indonesia khususnya Kalimantan Utara.
“Kegiatan ini berlangsung khidmat dari 7.30 pagi hingga 11.45. Alhamdulillah, Rasanya campur aduk, senang sekali waktu dapat kabar mo launching buku. Namun gak nyangka banget bisa sekeren dan semegah itu.” Jelas Sarinah penggagas acara.
Haru biru dan bahagia bercampur jadi satu saat memasuki ruangan. Ungkap Lilie Darliah sebagai salah satu penulis buku senandika yang juga peserta kelas menulis kelas karya
Kegiatan akbar pertama dari kelas karya secara offline ini dilaksanakan di lantai 2 gedung BPK Kaltara dengan jumlah tamu undangan sebanyak 55 peserta.
Dari ulasan peserta yang hadir kelas ini disambut hangat oleh para tamu undangan. Dilihat begitu banyaknya akun yang meramaikan instagram kelas karya memberikan cerita menarik tentang kegiatan yang luar biasa itu.
Tulisan yang dibuat dengan hati maka akan sampai ke hati, demikianlah buku senandika yang launching hari ini.
“Harapan saya tumbuh semakin banyak generasi yang membangkitkan generasi dan peradaban menulis, seperti yang dikatakan Barbara Tuchman seorang sejarawan sekaligus sastrawan berkebangsaan Amerika Serikat. Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam. Buku adalah mesin perubahan.” Sambung Sarinah.
Itulah mengapa kelas menulis harus terus ada dikalangan kita meski digitalisasi menjulang maju. Ucap Sarinah mentor kelas menulis di kelas karya. (*)