Sawit Jadi Andalan Masyarakat Margahayu, Tapi Waspadai Ancaman Tambang

Kukar677 Views

Kutai Kartanegara, NEAZONE.ID – Masyarakat Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), memiliki antusiasme tinggi untuk mengembangkan perkebunan sawit. Mereka melihat peluang besar dari komoditas ini, yang memiliki nilai jual dan permintaan yang tinggi di pasar global. Namun, di balik semangat mereka, ada juga kekhawatiran akan dampak negatif dari aktivitas tambang yang berlangsung di sekitar desa mereka.

Desa Margahayu memiliki luas wilayah sekitar 3.250 hektar, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Selain menanam padi, jagung, dan sayuran, masyarakat juga beralih ke budidaya sawit, karena melihat prospeknya yang lebih menguntungkan.

Kepala Desa Margahayu, Rusdi mengatakan bahwa perkebunan sawit bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena memiliki penghasilan yang stabil dan bisa menciptakan lapangan kerja. Ia mengklaim bahwa masyarakat sudah mandiri dalam mengelola perkebunan sawit, yang luasnya mencapai 200 hektar.

“Yang jelas untuk kedepan ini masyarakat antusias untuk mengembangkan di perkebunan sawit, kurang lebih luasnya 200 hektar dan masyarakatnya sudah mandiri, juga memiliki penghasilan dan sudah bisa menciptakan tenaga kerja sendiri untuk keluarganya sendiri,” ujarnya.

Rusdi menambahkan bahwa sawit merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan oleh dunia, apalagi Indonesia, yang merupakan produsen sawit terbesar. Ia berharap pemerintah bisa memberikan dukungan dan fasilitas, seperti bibit, pupuk, irigasi, dan pemasaran, agar masyarakat bisa mengembangkan perkebunan sawit dengan optimal.

“Sawit itu kan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh dunia, apalagi Indonesia, jadi kita harus bisa memanfaatkan peluang itu. Kami berharap pemerintah bisa mendukung kami, karena kami ingin maju dan sejahtera dengan mengembangkan pertanian, khususnya sawit,” katanya.

Namun, tidak semua hal berjalan mulus bagi masyarakat Desa Margahayu. Mereka juga harus menghadapi ancaman dari aktivitas tambang yang ada di sekitar desa mereka. Rusdi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak negatif dari tambang, yang bisa merusak struktur dan kesuburan tanah, serta menyebabkan pendangkalan sungai dan parit.

“Tambang di sekitar kita yang berjalan ini sangat berdampak, bisa membuat struktur tanah yang tadinya sudah bagus jadi rusak, karena limbahnya itu membuat sistem produktivitas menurun,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian dan perlindungan kepada masyarakat Desa Margahayu, agar bisa menjalankan usaha pertanian mereka tanpa terganggu oleh dampak tambang. Ia juga meminta pemerintah untuk mengawasi dan mengatur aktivitas tambang, agar tidak merugikan lingkungan dan masyarakat.

“Kami minta pemerintah bisa melindungi kami, karena kami ingin hidup damai dan harmonis dengan alam. Kami juga minta pemerintah bisa mengontrol dan mengatur tambang, agar tidak sembarangan dan tidak merusak lingkungan dan masyarakat,” pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kukar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *