FKPMT-TSC Gelar Study Tour, Bertajuk Heritage History 2024

Berita519 Views

FKPMT-TSC Gelar Study Tour, Bertajuk Heritage History 2024

Tarakan, Neazone– Tarakan Study Club atau biasa disingkat FKPMT-TSC baru saja mengadakan kegiatan Study Tour di Kota Makassar dan sekitarnya, dengan membawa nama kegiatan Heritage History. Heritage history sendiri dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2024 di hari minggu dengan tujuan destinasi berupa Benteng Rotterdam, Museum La galigo, Gedung Kesenian, Museum Karaeng Pattingalloang dan Benteng Somba Opu. Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 60 pelajar dari kota Tarakan yang melanjutkan pendidikannya di kota Makassar.

Heritage History merupakan salah satu bentuk hasil yang diinginkan dari Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Tarakan – Tarakan Study Club (FKPMT-TSC) yaitu sebagai wadah pendidikan dan pengetahuan serta memperkenalkan mengenai budaya-budaya di kota makassar dan sekitarnya kepada seluruh pelajar atau mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya di Kota Makassar dan sekitarnya. Dengan penuh segala pertimbangan dan persiapan yang matang, Ketua Umum FKPMT-TSC beserta seluruh jajaranya sepakat untuk mengadakan kegiatan ini dengan melibatkan seluruh pelajar dari kota Tarakan yang melanjutkan pendidikannya di kota Makassar pada tanggal 10 maret 2024 kemarin.

Destinasi awal dari Heritage History adalah Benteng Rotterdam yang bertempat di Jalan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Secara singkat, Benteng Rotterdam adalah sebuah benteng bersejarah yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Benteng ini dibangun oleh Belanda pada abad ke-17 sebagai bagian dari sistem pertahanan kolonial mereka. Isinya meliputi bangunan-bangunan benteng, tembok-tembok pertahanan, dan berbagai struktur pendukung lainnya. Benteng ini memiliki nilai sejarah yang penting karena menjadi saksi perjuangan dan interaksi antara Belanda dengan masyarakat lokal di masa lampau. Saat ini, benteng ini telah diubah menjadi objek wisata sejarah yang populer di Kota Makassar. Selain sebagai objek wisata, Benteng Rotterdam juga menjadi tempat untuk berbagai acara budaya, seni, dan kegiatan komunitas. Di dalam kompleks benteng ini, pengunjung dapat menjelajahi sisa-sisa bangunan, seperti bastion, meriam-meriam peninggalan Belanda, dan ruang-ruang yang menggambarkan kehidupan sehari-hari di masa lampau. Ada juga museum kecil yang memamerkan artefak dan informasi mengenai sejarah benteng dan hubungannya dengan perkembangan Kota Makassar. Keseluruhan, Benteng Rotterdam tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga tempat yang hidup dan dinamis yang terus memperkuat hubungan antara masa lalu dan masa kini.

Destina kedua ialah Museum La galigo yang masih satu wilayah dengan Benteng Rotterdam. Museum La Galigo di Makassar adalah museum budaya yang didedikasikan untuk memperkenalkan dan mempertahankan warisan budaya Sulawesi Selatan, terutama dari masyarakat Bugis dan Makassar. Isinya mencakup koleksi artefak, seni, dan benda-benda bersejarah yang mencerminkan kehidupan tradisional, adat istiadat, seni pertunjukan, dan sejarah daerah tersebut. Museum ini juga menyelenggarakan pameran sementara yang menampilkan aspek-aspek unik dari budaya Bugis dan Makassar, serta menyelenggarakan kegiatan edukatif dan budaya untuk mempromosikan pemahaman dan apresiasi terhadap warisan tersebut.

Destinasi Ketiga ialah Gedung Kesenian (Societeit De Harmonie) yang bertempat di Jl. Riburane No. 15 Melayu Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Secara singkat, Gedung Kesenian Makassar, atau yang dikenal juga dengan nama Societeit De Harmonie, adalah bangunan bersejarah yang terletak di pusat Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Awalnya dibangun pada tahun 1888 sebagai klub sosial untuk para pejabat dan elit Belanda di masa kolonial. Gedung ini kemudian berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, budaya, dan seni. Seiring berjalannya waktu, fungsi bangunan ini berubah dan saat ini sering digunakan sebagai tempat untuk pertunjukan seni, pameran, dan acara budaya lainnya.

Gedung Kesenian Makassar memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting bagi Kota Makassar dan merupakan salah satu situs bersejarah yang masih terawat dengan baik di kota tersebut. Destina Keempat ialah Museum Karaeng Pattingaloang yaitu sebuah museum khusus yang berada di dalam kompleks Benteng Somba Opu.

Museum Karaeng Pattingaloang adalah sebuah museum yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Museum ini didedikasikan untuk memperkenalkan sejarah dan budaya masyarakat Bugis-Makassar, terutama melalui kehidupan Karaeng Pattingaloang, seorang penguasa tradisional terkenal dari Kerajaan Gowa. Isinya meliputi koleksi artefak, peralatan rumah tangga, senjata tradisional, pakaian adat, dan benda-benda lain yang mencerminkan kehidupan sehari-hari serta kebesaran kerajaan Bugis-Makassar. Museum ini merupakan tempat yang penting untuk memahami sejarah dan budaya Sulawesi Selatan, serta untuk mempertahankan warisan budaya dari masa lampau.

Destinasi terakhir adalah Benteng Somba Opu yang terletak di Jalan Daeng Tata, Kabupaten Gowa. Benteng Somba Opu adalah sebuah benteng sejarah yang terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Benteng ini dibangun oleh Kerajaan Gowa pada abad ke-16 sebagai bagian dari sistem pertahanan mereka. Isinya meliputi bangunan-bangunan benteng, tembok-tembok pertahanan, dan struktur pertahanan lainnya. Benteng Somba Opu menjadi saksi sejarah perjuangan Kerajaan Gowa melawan berbagai kekuatan kolonial yang mencoba menguasai wilayah ini, termasuk Portugis dan Belanda. Sejak itu, benteng ini menjadi simbol penting dari keberanian dan kekuatan sejarah Sulawesi Selatan. Saat ini, Benteng Somba Opu telah diubah menjadi objek wisata sejarah yang populer di Kota Makassar.

 

Kegiatan Heritage History yang diadakan oleh Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Tarakan – Tarakan Study Club (FKPMT-TSC) di Kota Makassar bertujuan memperluas pengetahuan tentang sejarah dan budaya Sulawesi Selatan bagi pelajar dari Tarakan. Melalui kunjungan ke Benteng Rotterdam, Museum La Galigo, Gedung Kesenian, Museum Karaeng Pattingalloang, dan Benteng Somba Opu, harapannya para peserta dapat menghargai dan memahami warisan budaya wilayah tersebut dengan lebih baik. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini dapat memperkuat hubungan antarbudaya antara Tarakan dan Makassar serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan budaya lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *