MAY DAY: Momen Refleksi Gerakan Buruh

Berita305 Views

MAY DAY: Momen Refleksi Gerakan Buruh

Tarakan, Neazone.id — MAY DAY 2024  Merupakan hari yang tergolong istimewa pun berharga bagi gerakan buruh di Dunia. Sungguh sejarah telah memberikan kita pembuktian bahwa dahulu orang-orang ditembak sehingga kita dapat bekerja 8 jam sehari, dahulu rumah-rumah beserta penghuninya dibakar habis sehingga kita dapat berlibur diakhir pekan, dahulu banyak korban kecelakaan di Pabrik dan kemudian mereka berbaris memprotes, protes atas kondisi kerja serta anak-anak buruh, dan berakhir dipukuli oleh polisi juga preman perusahaan. Semua kondisi ini adalah sesuatu yang berharga dan tidak boleh disia-siakan begitu saja. Dahulu telah banyak orang yang berjuang lalu gugur demi hak dan martabat yang kita nikmati hari ini.

Untuk kesekian kalinya kaum elite kembali bermain mata, merayu gerakan buruh di Kota Tarakan dengan dukungan dan fasilitas menciptakan sebuah agenda yang katanya “Aksi Sosial” dalam rangka merayakan Hari Buruh. Demi menjaga ketertiban dan kondusifitas mereka pun menghilangkan aksi demo lalu menggantinya dengan rangkaian acara jalan santai, fun run, lomba lari, tali asih, serta pembagian sembako. Aksi sosial yang lebih mirip pesta itu menggandeng sejumlah besar pejabat Kaltara, tokoh masyarakat, juga pengusaha yang sebenarnya bertanggungjawab atas kemelaratan hidup rakyat pekerja. Pesta yang dihiasi warna politik terlihat jelas bagi perayaan itu, dari perspektif jelang Pilkada, May Day atau Hari Buruh Tarakan adalah langkah pas. Bagi politisi, bukan kaum buruh.

Dari sini saya kira kita perlu duduk perkarakan mengenai perbedaan antara perayaan dengan peringatan, dua hal yang jelas berbeda. Biasanya orang memperingati sesuatu dengan perayaan, misal tanggal yang membahagiakan seperti ulang tahun atau pernikahan. Tetapi, terlepas dari itu May Day punya sejarahnya sendiri. May Day bukan ulang tahun dari gerakan buruh, tapi peringatan agar kita selalu ingat untuk melanjutkan perjuangan. Orang boleh merayakan sesuatu untuk melupakan, mengguyur kesedihan melalui pesta. Dan itu yang saya kira terjadi dalam May day atau Hari Buruh di Tarakan.

Penulis tidak bermaksud mengatakan bahwa buruh tidak berhak akan hiburan. Justru sebaliknya, penulis sangat yakin bahwa buruh semestinya punya waktu luang lebih banyak dengan upah lebih besar. Tetapi, merayakan hari penting yang menandai tonggak perjalanan gerakan buruh untuk mengurangi waktu kerja dan upah lebih besar lalu menggantinya dengan pesta, saya kira sudah berjalan ke arah yang salah, terjadi pergeseran nilai. Saya kira ini adalah bentuk pengalihan (potensi) buruh, dengan menyedot mereka pada pesta berkedok aksi sosial membuat mereka lupa sejenak akan kesulitan, berat, dan pahitnya hidup. Padahal tujuan awal May Day adalah memperingati, bukan melupakan.

Dalam rangka memperingati Hari Buruh atau May Day, sebuah hari penting yang menandai tonggak perjalanan gerakan buruh, beberapa komunitas dan ormawa di Tarakan akan menggelar Mimbar Bebas pada Rabu, 1 Mei 2024 Pukul 15.00 WITA s.d Selesai. Di sana semua orang bebas berpolemik secara bergantian, berbicara tentang penderitaan akibat kebijakan ekonomi pemerintah yang neoliberal, cengkeraman imperialisme dan neoliberalisme, serta pentingnya buruh bersatu, memimpin negeri ini dan bersama-sama mencari jalan keluar. Di sana semua bebas berkespresi dan merefleksikan semangat May Day atau Hari Buruh yang dikemas dalam bentuk kesenian, sebagai pengingat bahwa gerakan buruh punya sejarah yang panjang.

Inilah peringatan yang sesungguhnya, yang tidak membuat orang lupa, tapi mengingatkan tentang sejarah panjang gerakan buruh, kekuatan dari gerakan buruh jika bersatu, tentang perlunya perubahan dan yang paling penting mengingatkan bahwa perubahan itu mungkin. Penulis berharap dari Mimbar Bebas perayaan Hari Buruh atau May Day itu membuat kita sadar dan mengerti bahwa perubahan itu perlu dan mungkin. Jauh lebih mengerti daripada membaca terbitan aktivis yang kadang terlalu abstrak, berbelit-belit dan tidak jelas maksudnya. Jauh lebih jelas daripada ceramah-ceramah panjang yang disajikan untuk meninakbobokan kita atas penindasan dan perbudakan yang tidak kita sadari.

 

Editor: Ahmadnrmansyah

Penulis: Fadhil Qobus

Mahasiswa Aktif Fakultas Hukum Universitas Borneo Tarakan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *