PDAM Tarakan Ingatkan Masyarakat Hemat Air dan Jaga Lingkungan Untuk Masa Depan

Tarakan, NEAZONE.ID – Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan. Seseorang tidak dapat hidup tanpa air, karena air merupakan kebutuhan utama hidup manusia. Seiring dengan lajunya pertumbuhan penduduk diperkotaan, ketersediaan air bersih juga harus tercukupi.

Di Kota Tarakan misalnya, ketersedian air bersih yang dikelolah PDAM Tirta Alam yang didapat dari lima embung harus memenuhi kebutuhan ketersedian air bersih warga kota Tarakan yang mencapai 270 ribu penduduk.

“Memang sekarang memiliki lima embung, idealnya Tarakan itu memiliki sepuluh embung kalau kita baca analisanya di BWS (Balai Wilayah Sungai) sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk di kota Tarakan,” Jelas Direktur PDAM Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan beberapa waktu lalu di RRI Tarakan.

“Maksimal Tarakan hanya mampu menampung 500 ribu penduduk, dan minimal dibutuhkan sepuluh embung. Sekarang 270 ribu penduduk kita memiliki lima embung. Memang kondisi cadangan air kita untuk saat ini dengan curah hujan yang cukup baik kalau menurut yang saya baca di BMKG kota Tarakan, dari 365 hari kita 270 hari itu hujan, artinya setiap dua hari bahkan setiap hari hujan,” sambungnya.

Selain itu, berkaca pada tahun sebelumnya kota Tarakan sempat mengalami kemarau panjang sehingga menjadi suatu hal yang mempengaruhi kinerja PDAM Tarakan.

“Tapi yang jadi masalah kalau Tarakan ini seperti kejadian beberapa tahun lalu kejadian kemarau panjang itu embungnya kering, itu sampai satu bulan tidak hujan, karena cadangan air kita hanya sampai di dua puluh delapan hari,” kata dia.

Lebih lanjut, Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air bersih. Sehingga penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air juga merupakan permasalahan.

“Terjadi juga debit air yang menurun dibeberapa embung, contoh di Rawasari, dulu sebelum dibangun embung itu datanya hanya 120 liter perdetik, sekarang faktanya hanya tinggal 65 liter perdetik. Nah itu juga sesuatu sinyal yang bahaya untuk ketersedian air. Karena di hulu sungai di Rawasari itu banyak dibangun perumahan,”

“Sama seperti di embung Bengawan, di daerah tangkapan airnya itu juga banyak dibangun perumahan. Justru yang bagus itu ada disambung Indulung yang baru, itu langsung dari hutan lindungnya tarakan itu ada 200 liter perdetik, artinya cadangan airnya terjaga,” jelasnya.

Kendati demikian, ia mengajak masyarakat agar yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis air adalah dengan cara menghemat penggunaan air dan tidak melakukan pemborosan dan menjaga lingkungan. Serta merencanakan inovasi terbaru untuk ketersedian air bersih diwaktu mendatang.

“Memang bahwa betul kita juga harus menjaga, kalau kita tidak menjaga bisa menjadi bahaya, di hutan lindung di daerah Gunung Selatan misalnya sekarang banyak sudah kebun kebun, nah maka harus ada kesadaran masyarakat juga hutan hutan kita. Tarakan ini memang sekarang aman, seiring dengan pertambahan penduduk, kalau ini tidak direncanakan dari sekarang secara komprehensif itu bahaya, 10 atau 20 tahun mendatang pasti kita mengalami krisis air, kalau kita tidak rencanakan dari sekarang, untuk kita wariskan ke anak cucu kita diwaktu yang akan datang,” tutup Iwan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *