Kutai Kartanegara, NEAZONE.ID – Sampah menjadi masalah yang sering dijumpai di berbagai daerah, termasuk di Kutai Kartanegara (Kukar). Untuk mengatasinya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar mengenalkan cara baru mengelola sampah dengan aplikasi digital.
Aplikasi digital ini adalah bagian dari sistem bank sampah digital yang digagas oleh P3E Balikpapan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melaporkan data sampah di Kukar secara real time.
Lurah Maluhu, Tri Joko Sukoco, mengatakan bahwa aplikasi digital ini sangat membantu DLHK untuk memantau kondisi sampah di Kukar. DLHK dapat mengetahui berapa banyak sampah yang dihasilkan, yang dikelola oleh bank sampah, dan yang dibuang ke TPA.
“Jadi kita ini kan harus tahu data, seperti data sampah di Kukar itu berapa ton, berapa yang bisa dikelola oleh bank sampah dan yang dibuang ke TPA. Nah itu yang harus kita jaga,” ujarnya saat sosialisasi bank sampah digital di Kelurahan Maluhu, Kukar, pada Kamis (26/10/2023).
Tri Joko menambahkan bahwa bank sampah digital terdiri dari dua jenis, yaitu bank sampah induk (BSI) dan bank sampah unit (BSU). BSI dikelola oleh DLHK, sedangkan BSU dikelola oleh kelurahan-kelurahan. Ada 64 BSU se-Kukar, termasuk tiga di Kelurahan Maluhu.
“Kedepannya bank sampah itu kita kelola ke arah yang modern untuk mempermudah nasabahnya dan para pengurusnya melaporkan sampah yang dihasilkan maupun nominal yang dihasilkan,” katanya.
Kelurahan Maluhu menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjalankan bank sampah digital. Tri Joko mengaku bahwa sebelumnya ia memiliki program “sitajam” untuk membersihkan lingkungan yang kotor.
“Saya melihat agak kurang terawat, sampah mungkin masih berserakan, jadi saya melaksanakan sitajam ini saya menemukan kondisi yang kurang baik mengenai persampahan akhirnya saya membangun bank sampah,” katanya.
Tri Joko berharap bahwa aplikasi digital ini dapat membuat masyarakat lebih sadar dan bertanggung jawab dalam mengelola sampah.(ADV/Diskominfo Kukar)